ScrollFx

Rabu, 10 Desember 2008

REDAKSI : SELAMAT IDUL ADHA, MARI SALING BERBAGI

“Idhul Adha Tidak pernah berubah namun mampukah kita mendapat makna dari aktifitas keagaamaan yang hampir tidak pernah mengalami perubahan ini”.

Salah satu hari raya Umat Islam yaitu Idhul Adha telah lewat, seluruh umat Islam sedunia telah merayakanya. Dalam konteks ritual keagamaan Idhul Adha tidak pernah berubah, yaitu sebuah seremonial keagamaan yang dilakukan dengan cara menyembelih Hewan Qurban sebagai wujud rasa Syukur pada Allah dengan tata cara yang telah ditentukan secara Syar’i dalam agama Islam.

Dalam tulisan ini penulis tidak akan mengulas apa makna Idhul Adha secara terminologis sebab tentu telah banyak media yang membahas hal itu. Namun lebih jauh dari itu penulis ingin meneropong semangat yang sesungguhnya dibalik momen Idhul Adha. Ketika kita berbicara semangat yang melatar belakangi Idhul Adha, tentunya tidak bias terlepas dari peristiwa monumental ketika Ibrahim menerima dan melaksanakan perintah meng-kurbankan Ismail-putra yang dinanti sejak lama kelahirannya-dan keIkhlasan keduanya dalam menjalankan perintah Allah. Karena kecintaan Allah pada kudua Hambanya ini maka digantilah Ismail dengan hewan qurban dan selamatla Ismail hingga menjadi salah satu Nabi teladan umat manusia.
Pada dimensi spiritual, Peristiwa monumental ini selayaknya menyadarkan kita bahwa betapa kecintan pada Allah harus ditempatkan pada prioritas tertinggi dalam dada manusia.Sehingga ketika dantang sebuah petintah maka tidak ada jalan tawar menawar selain melaksanakan perintah tersebut.
Sedangkan pada sisi lain kehadiran momen kurban ini seharusnya melatih kita sebagai manusia baik dalam kapasitas personal maupun dalam kapasitas sebagai anggota kelompok social meyadari akan pentingnya empati dan kesadran untuk bebagai.
Dalam kenteks Tata spiritual Idhul Adha Tidak pernah berubah namun mampukah kita mendapat makna dari aktifitas keagaamaan yang hampir tidak pernah mengalami perubahan ini. Jikalau selama hidup kita hingga saat ini kita telah menjumpai lebih dari sekali momen idhul adha, mestinya ketaatan kita maupun sikap empati kita lebih kuat dibanding dengan mereka yang sekali menjumpai momen sacral namun profane ini.
Oleh karenanya segenap Redaksi Blogsite PW IRM Jatim kami ucapkan selamat Idhul Adha semoga kita mampu meresapi dan mmengaplikasikan nilai yang terkandung dalam momen Istimewa ini.


Hormat Kami
Atas Nama Redaksi

Ivan Istyawan
(Ketua HA PW IRM Jatim)


Selengkapnya...

Minggu, 07 Desember 2008

2 Masalah Besar Manusia


Mencoba tuk menaklukkan tantangan sebagai mana Andera Hirata dalam Komik eh Novel Laskar pelangi adalah hal yang sangat menyenangkan untuk ku lalui. Seakan karakter ini telah mngkrital dalam diriku. hingga uatu saat orang terdekatku mengingatkan dan mengutarakan akan kekhawatirannya padaku. Secara teoritis memang manuia memiliki keterbatasan dan secara psikologis mereka rentan depresi ketika segala target yang dicanangkan tidak terlampau.
Bagaimana dengan diriku,apakah aku sama dengan teori yang diamini oleh sebagian mayarakat kita?

Realitasnya memang benar bahwa sebagai sosok personal yang sedang belajar pada alam, aku memang merasa banyak memiliki kekurangan dan terkadang sdikit depresi saat mengalami kegagalan dalam melampaui target yang dicanangkan. Namun saya kira itu bukan problem besar dari perjalanan panjang kehidupan Manusia khususnya bagi Ivan Secara pribadi.Namun justru yang menjadi problem besar ialah manakala sang manusia tidak berhasil melihat hikmah dari berbagai kekurangannya dan hanya selalu meratapi nasib yang berujung pada rasa rendah diri.
Oleh karenanya Rasa rendah diri sebagai titik kulminasi awal akibat kegagalan melihat hikmah dibalik kekurangan diri, secara otomatis mengkerdilkan berbagai peluang utnuk menumbuhkembangkan potensi diri yang belum tergali.
Jika pada titik kulminasi awal ini telah menjadi sebuah problem yang akut, maka sang penderita harus bersiao untuk masuk dalam masalah ke dua yaitu Depresi.
Depresi adalah suatu gangguan jiwa yang dapat diakibatkan oleh berbagai ragam sebab. Depresi itu sendiri pun tidaklah terdiri dari satu macam tipe saja. Meskipun demikian, depresi dapatlah merupakan satu atau kombinasi dari ketiga hal di bawah ini:
Sebagai gejala dari sesuatu, misalnya sebagai akibat sampingan dari influenza atau penyakit serius yang lain.
Sebagai reaksi terhadap keadaan atau kejadian-kejadian dalam hidup, seperti pemberhentian hubungan kerja ataupun kematian. Dalam kategori ini depresi disebut sebagai depresi reaktif.
Sebagai penyakit tersendiri yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia hidup dalam diri kita.
Jika sebagai manuia yang memiliki otak dan hati kita gagal dalam "memerangi" 2 musuh bear tadi maka tunggulah kehancuran masa depan anda.
Lalu bagaimana strategi menghadapinya?????
Silahkan Tunggu Poting Berikutnya
Selengkapnya...