ScrollFx

Rabu, 19 November 2008

BERKACA PADA MUKTAMAR IRM KE-16 (Part I)

Perhelatan akbar IRM Muktamar XVI telah selesai. Event Akbar yang idealnya membawa aspirasi kader tingkat bawah ini berlangsung di Surakarata, 25 Oktober 2008.Peserta, Peninjau pada acara Forum Akbar ini diperkirakan hingga 1500 orang.
Acara yang dibuka langsung oleh Wakil Presiden M.Jusuf kalla itu bergaung dan sangat meriah sekali.Namun sungguh sayang, dalam proses berjalannya muktamar banyak terjadi pergolakan baik terkait dengan suksesi Ketua Umum dan Formatur Maupun terkait Isu Nomenklatur IPM. Adalah hal yang wajar jika terjadi pergolakan apalagi pada Forum Sekelas Muktamar dimana para tokoh-tokoh gerakan akan tampil dan memperjuangkan Misi yang telah dirumuskan dimasing-masing kubu.
Untuk Apa Tulisan Ini Dibuat?

Pertanyaan ini penting untuk Diajukan sebab berangkat dari pertanyaan ini penulis ingin menuntun Pola Pikir dan Persepsi Pembaca agar tidak terjadi kegagalan dalam membaca pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Pertanyaan ini menjadi amat penting untuk di eksplor sebab tulisan hanyalah sebuah Pesan(simbol)- sebagai mana dikatakan oleh Yasraf Amir Pilang, hyper smiotika ”bahwa dalam dunia ini ada sebuah pertalian yang amat kuat antara Pesan dan Media(telah diataptasi untuk memperjelas maksud)”.
Oleh karenanya tidak ada hal mendasar yang membuat tulisan ini timbul, selain sebagai upaya menyampaikan salah satu aspirasi kader IRM Jatim Pada warga besar IRM Jatim sendiri. Bisa jadi aspirasi yang ingin disampaikan pada tulisan mewakili aspirasi Ratusan Kader IRM Jatim yang lain, sebab tulisan ini berangkat dari “keresahan Penulisanya Pada Masa Depan IRM Jatim”
Mukuktamar dan Nilai tawar IRM Jawa Timur
Muktamar memang telah usai namun sebagai Kader yang mengusung idealisme Gerakan Kritis Transformatis (GKT) tentunya tidak boleh tinggal diam. Sebab GKT yang menjadi Ruh Gerakan kita mewajibkan Kadernya menjadikan sejarah sebagai sebuah pelajaran dan berpijak pada sejarah itu sebagai bahan kontemplasi yang pada akhirnya melahirkan sebuah kesadaran kritis (Menjadikan akal dan budi sebagai “pabrik” penghasil solusi) artinya GKT menginginkan Kader IRM ini menjadi A Part Of Solution Not A Part Of Problem.
Kembali pada Mukatamar Sebagai Bahan Renugan
Muktamar memang telah menjadi sejarah, sejarah besar karena ada beberapa poin penting nay telah dicapai oleh jatim. Analisis Muktamar ini menjadi menarik ketika dibawa dalam analis ke Jawa Timuran (Berbbicara Jawa Timur berarti tidak sedang berbicara Struktur PW,PD,PC atau PR, namun berbicara pada lingkup yang lebih besar yaitu Seluruh Entitas Kader IRM Jawa Timur)
Capaian Prestasi yang telah dilampaui Oleh IRM Jatim :
1.Aksi Damai “IRM Harga Mati”.
Wacan IRM Harga mati, adalah sebuah wacana yang tajam- ia tidak sekedar wacana penolakan nama-namun lebih pada wacana pentingnya melakukan Ijtihad terhadap kedirian organisasi pelajar-remaja Muhammadiaya. Selain itu isu yang disepakati dalam Forum Jatim Bersatu di Ngawi ini lebih ditujukan pada counter isu politik yang diperkirakan terjadi di arena Muktamar.
Jawa Timur Sebagai sebuah Gerbong Besar telah hadir dan memberikan Nuansa tersendiri dalam pembukaan Muktamar Di Stadion Sriwedari,Solo. Saatpenutupan acara Pembukaan Muktamar, kontingen Jatim Melakukan Aksi Damai menyuarakan IRM Harga Mati. “Dalam kacamata penulis Apa yang dilakukan oleh Kontingen Jatim, terlepas dari kontroversi atas aksi tersebut, layak diberi apresiasi dan acungan jempol”.
2.Ikrarkan “Jatim Bersatu Dalam Satu Komando”.
Hal menarik kedua yang perlu disoroti adalah Betapa kokohnya Jatim terlihat dari luar. Kejadian Aksi damai Jatim dalam Wacana IRM Harga Mati yang membuat kaget keluarga Besar IRM telah menaikan nilai tawar Jawa Timur dalam Konstelasi Nasional.
PW dan PD yang berada di arena Mukatamar dan diluar lingkaran Jatim. Sontak kaget luar biasa sebab melihat jatim bersatu padu menyuarakan beberapa tuntutan antara lain :
A. Mendesak Kepada Seluruh Peserta Muktamar untuk Menjauhkan Muktamar dari Isu dan kepentingan Politik Praktis yang akan mengacaukan jalannya alur Muktamar.
B. Mendesak Kepada Seluruh Peserta Mukatamar untuk konsisten pada isu perubahan dan segala hal yang terkait Nomenklatur IRM/IPM.
C. Mendesak Kepada Seluruh Peserta Mukatamar untuk konsisten pada agenda Perjuangan kaum pelajar dan memecahkan Maslah Nasional yang menggurita dalam Forum Muktamar.
Oleh karenanya beberapa tuntutan jatim ini kemudaian memperliahatkan bahwa Koalisi Jatim Bersatu Dalam Satu Komando memperlihatkan komitmen jatim tuk mengawal muktamar dalam koridor persatuan.
3.Jatim Tidak Terbawa Arus Politis
Hal merarik lainnya adalah pertarungan Politis yang sangat kental. Semua mata mungkin terbelalak betapa kemudian pertarungan politis Muktamar IRM ke-16 sangat terasa. Bahkan indikasi pertarungan antar elit politik IRM yang berujung pada kacaunya elit IRM ini telah mengacaukan jalannya muktamar telah dimulai sejak konpiwil pra-muktamar.
Pertarungan elit politik yang ditengarai pada kepentingan perebuatan kursi panas RI I dan komposisi ormatur PP IPM ini kemudian membuat muktamar sangat politis dan mengahasilkan banyak kejanggalan Misal : Pengajuan PK beulang kali pada permasalahan yang sama, berbagai materi sidang Komisi Baik pada Komisi A,B,C yang tidak dapat diajdikan ukuran keberhasilah Muktamar. Sebab pada Komisi A terjadi insiden Pokja pada Perangkat Gerakan IPM dan belum ada kejelasan mekanisme pokja dan siapa yang bekewajiban untuk mengawal Pokja Tersebut. Pada Komisi B Terjadi ketimpangan sebab terdapat keputusan terkait bidang yang berstasus Sunah dan wajib yang tidak jelas ukurannya (tidak berpijak pada dasar kebutuhan real dan objektif), yang paling mengenaskan adalah pengesahan hasil Sidang komisi C terkait AD/ART yang hanya dihadiri 20 muktamirin.

Tidak ada komentar: